Apa itu Virtualisasi? - Pengertian, Fungsi, dan Contohnya
Isi Artikel
Dalam dunia IT, virtualisasi adalah kata yang seringkali dilontarkan. Tapi, apa virtualisasi itu sebenarnya?
Apa itu Virtualisasi?
Virtualisasi adalah pembuatan representasi virtual dari sebuah perangkat fisik (hardware), baik itu server, jaringan, atau penyimpanan.
Representasi virtual ini lah yang akan membuat efisiensi penggunaan hardware kita meningkat.
Dalam bahasa yang lebih mudah dipahami, virtualisasi adalah proses di mana sebuah hardware dibagi menjadi beberapa komponen virtual yang lebih efisien.
Virtualisasi memungkinkan resource/sumber daya perangkat keras dari satu komputer untuk dibagi menjadi beberapa komputer virtual, yang disebut mesin virtual atau virtual machine (VM).
Tipe-Tipe Virtualisasi
1. Virtualisasi Server
Virtualisasi Server ini adalah untuk menyederhanakan sumber daya server sehingga lebih mudah untuk dibagi. Selain itu, virtualisasi Server juga bisa meningkatkan pembagian jaringan,
Contoh software penyedia virtualisasi server adalah : VMWare Vsphere, Microsoft Hyper-V, Citrix Xen Server
2. Virtualisasi Desktop
Virtualisasi Desktop adalah proses virtualisasi End Point Komputer atau Perangkat komputer untuk masing-masing user. Hal ini digunakan untuk memberi akses penggunaan sebuah desktop meski secara remote.
Contoh software penyedia virtualisasi desktop adalah : VMWare Horizon, Microsoft RDP, Citrix Xen Desktop
3. Virtualisasi Aplikasi
Dengan melakukan virtualisasi aplikasi, suatu aplikasi bisa dijalankan dalam bentuk “kemasan” tanpa harus bergantung pada sistem operasinya.
Contoh nya adalah: Docker, Citrix Xen App
Manfaat Virtualisasi
Virtualisasi memiliki beberapa manfaat, yaitu:
- Resource dalam satu server fisik akan lebih tergunakan secara maximal
- Penggunaan rack space dan listrik lebih efisien
- Management yang lebih simple
- High availability application/operating system
- Tidak ada downtime (dengan pengaturan multi-server)
- Keamanan yang terjamin, terutama jika storage perusahaan terhubung dengan jaringan
Contoh Kasus Virtualisasi
Perusahaan A adalah sebuah perusahaan IT yang memiliki tiga buah server fisik yang memiliki fungsi berbeda-beda. Berikut ketiga server tersebut dan fungsinya:
Dengan setup seperti ini, perusahaan A perlu membeli 3 buah server fisik dan tentunya memerlukan biaya lebih untuk memelihara ketiga server itu.
Perusahaan A juga belum tentu akan menggunakan 100% kapasitas dari ketiga server ini. Pada umumnya, perusahaan hanya menggunakan 30% dari kapasitas server mereka.
Sekarang, mari kita lakukan virtualisasi terhadap setup perusahaan A.
Dengan virtualisasi, perusahaan A cukup membeli satu server fisik saja. Kemudian, mereka bisa menginstall software untuk menjalankan virtualisasi, dan membagi resource server tersebut ke jumlah server virtual yang mereka inginkan.
Dalam contoh tadi, berarti satu server fisik dibagi menjadi tiga buah server virtual di dalam satu server fisik.
Secara garis besar, pengaturannya akan terlihat seperti ini:
Cara Melakukan Virtualisasi
Untuk melakukan virtualisasi, pada umumnya ada beberapa langkah yang harus dilakukan, yaitu:
1. Tentukan Target
Langkah pertama adalah menentukan kenapa perusahaan perlu melakukan virtualisasi, dan apa saja target yang ingin dicapai melalui virtualisasi ini?
Bicarakan dengan tim IT anda dan tanyakan “apa yang sebenarnya membuat infrastruktur IT kita kurang efektif?”
Contoh target-target yang biasa dicapai untuk virtualisasi adalah menghemat biaya, menambah skalabilitas, mempermudah manajemen, atau mengoptimalkan waktu penggunaan.
2.Membuat Rencana Infrastruktur Virtual
Setelah menentukan target, waktunya merencanakan bagaimana infrastruktur virtual yang diperlukan untuk mencapai target-target tersebut.
Tentukan berapa banyak mesin virtual yang diperlukan, berapa resource yang mesin-mesin ini perlukan, dan bagaimana hubungan antar mesin-mesin virtual ini.
Kita harus mengatur berapa persen dari resource kita yang dialokasikan ke tiap-tiap server. Resource tersebut adalah:
• Processor
• Memory
• Ethernet (jaringan)
3. Pemasangan dan Uji Coba
Setelah membeli server fisik yang diinginkan, waktunya memasangkan software virtualisasi yang telah dipilih. Sebagai contoh, kita gunakan software milik VMWare.
Melalui software ini, kita bisa langsung membuat server-server virtual baru, dengan spesifikasi resource yang sudah kita rencanakan di step 2.
Setelah itu, kita bisa melakukan uji coba terlebih dahulu untuk memastikan kondisinya berjalan dengan baik.
4. Migrasi Data & Sistem
Jika server virtual telah berjalan dengan lancar, maka kita bisa mula memindahkan data-data dan/atau sistem aplikasi kita ke dalam server tersebut.
5. Monitoring & Management
Setelah pemasangan dan migrasi data sudah sukses, maka mesin virtual bisa digunakan sebagaimana mestinya.
Yang perlu dilakukan sekarang hanyalah melakukan monitoring dan manajemen.
Jika ada masalah yang muncul, lebih cepat jika segera diselesaikan.
Tantangan Virtualisasi
Tantangan yang seringkali dihadapi virtualisasi adalah bagaimana cara mempertahankan kondisi server yang optimal. Pembagian resource yang lebih fleksibel memang menjadi salah satu manfaat virtualisasi, tapi jika tidak diawasi dengan baik, maka lama kelamaan manajemen justru bisa makin susah.
Untungnya, dengan pelatihan yang benar, personil tim IT perusahaan bisa melakukan monitoring dan manajemen mesin-mesin virtual ini agar tidak terjadi isu kritis di masa depan.
Kesimpulan
Virtualisasi adalah teknologi yang dapat membantu efisiensi komponen fisik di sebuah perusahaan dengan membagi-bagi tugas sebuah perangkat kepada beberapa representasi virtual-nya. Dengan virtualisasi, perusahaan bisa lebih leluasa mengatur resource managementnya, mempermudah proses backup, dan dengan latihan yang baik, bisa mencegah timbulnya isu-isu di masa depan.
Sign up for Our Email Newsletter