EV 101: Mengenal Mobil Listrik & EV Charging

Isi Artikel

    Tahun 2022 lalu, angka penjualan mobil listrik di  Indonesia mencapai 15.437 unit. Perkembangan teknologi mobil listrik memang merupakan salah satu teknologi yang menjadi fokus pertumbuhan negara kita, supaya kita dapat mengurangi emisi karbon kita.

    Beberapa brand terkenal seperti Wuling dan Hyundai kini sering dilirik orang saat mau membeli mobil listrik.

    Namun, dengan inovasi ini, sebenarnya ada satu isu yang perlu dibahas. Isu ini, jika tidak diselesaikan, bisa menghambat pertumbuhan industri mobil listrik dan kemajuan teknologi. Tapi, sebelum membahas isu itu, kita harus mundur sebentar terlebih dahulu ….

    Sejarah Electronic Vehicle

    black sedan parked on grass field

    Gagasan tentang mobil yang ditenagai oleh baterai pertama muncul sekitar abad 18 (Nissan.co.id).

    Bahkan di akhir abad ini, William Morrison berhasil menciptakan mobil listrik yang bisa menampung enam orang dan mencapai kecepatan 22km/jam.

    Seiring berjalannya waktu, perkembangan mobil listrik pun turut berjalan. Tokoh terkenal seperti Thomas Alfa Edison bahkan sampai berkolaborasi dengan Henry Ford dalam menciptakan jajaran mobil listrik yang bisa diproduksi secara komersial.

    Namun, mata publik justru lebih melirik ke arah mobil bertenaga bensin karya Ford yang memang harganya lebih ramah. Akibatnya, permintaan mobil bertenaga bensin jauh melampaui mobil listrik, sampai menyebabkan mobil listrik “punah”.

    Namun, setelah puluhan tahun berjalan, perusahaan, pemerintah, dan masyarakat mulai menyadari perlunya beralih ke sumber tenaga yang lebih ramah lingkungan. Kesadaran ini adalah salah satu faktor munculnya mobil listrik lagi ke pasaran, dan bahkan kini berbagai negara mendukung upaya perpindahan fokus dari mobil bertenaga bensin ke mobil listrik.

    Keunikan Mobil Listrik

    mobil listrik tertancap ke ev charger

    Mobil bertenaga bensin ditenagai oleh pembakaran bensin (Internal Combustion), sedangkan Mobil Listrik ditenagai oleh motor dan baterai. Pembakaran bensin menghasilkan gas polusi, sedangkan mobil listrik tidak menghasilkan polusi udara.

    Selain itu, efisiensi pembakaran bahan bakar bensin juga kalah jika dibandingkan dengan mobil listrik. Perawatan kedua jenis mobil ini pun berbeda, dan tentunya peraturan pajaknya berbeda.

    Mengetahui spesifikasi mobil listrik yang kita punyai sangat penting, contohnya adalah jenis baterai yang dipakai dan jenis socket charging yang cocok.

     

    AC vs DC

    Satu hal lagi yang membuat mobil listrik berbeda dari mobil bensin adalah adanya perbedaan jenis pengisian daya.

    Baterai mobil listrik diisi ulang dengan cara memberinya aliran listrik langsung (Direct Current/DC). Namun, kebanyakan charger menggunakan tipe aliran bolak-balik (Alternating Current/AC).

    Untuk mengatasi hal ini, mobil listrik dilengkapi dengan sebuah perangkat bernama ”Converter” yang bisa mengubah aliran AC menjadi aliran DC yang bisa diserap oleh baterai mobil itu. Charger DC merupakan jenis charger yang cukup umum di dunia pengisian daya mobil listrik.

    Lalu, adakah charger yang menggunakan aliran DC?

    Ada. Charger yang menggunakan aliran DC sebenarnya juga menggunakan aliran AC. Tapi, berbeda dari AC Charger, DC Charger memiliki perangkat Converter di dalam chargernya sendiri.

    SPKLU

     

    Lalu, dengan teknologi yang canggih ini, apa tantangan terbesar yang dihadapi oleh mobil listrik? Jawabannya: stasiun pengisian dayanya

    SPKLU atau Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum merupakan komponen yang krusial dalam mengembangkan jumlah kendaraan listrik di negara.

    Dalam dokumen Roadmap SPKLU, tercatat bahwa di tahun 2030, akan ada 254.181 mobil listrik, tapi hanya ada 24.720 stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU).

    Angka di atas memberikan kita perbandingan 1 SPKLU : 10 mobil listrik. Target ini merupakan tantangan sekaligus tanggung jawab yang harus kita capai bersama-sama.

    Jika kita memang ingin benar-benar niat memajukan industri mobil listrik, maka jumlah SPKLU juga perlu diperbanyak. Tanpa jumlah SPKLU yang mencukupi, jumlah mobil listrik yang terus bertambah tidak akan bisa berjalan.

    Solusi SPKLU

    PLN saat ini sedang menawarkan program seperti Kemitraan Penyediaan SPKLU PLN dengan tujuan memberi kemudahan bagi investor yang ingin membangun SPKLU. Selain itu, kesadaran publik akan pentingnya perkembangan teknologi SPKLU ini juga perlu dijadikan prioritas. 

    Selain itu, PLN juga menyediakan layanan untuk mempermudah kita mencari SPKLU di sekitar kita lewat aplikasi-aplikasi tertentu.

    Dengan kesadaran publik dan program-program pemerintah yang memadai, maka target yang tertera dalam dokumen roadmap ini bisa tercapai. 

    Sign up for Our Email Newsletter

      Open chat
      Chat dengan Surya Prima Sakti
      Selamat datang di Surya Prima Sakti!
      Ada yang bisa kami bantu?